PROLOG
kopi bubuk citarasa luarbiasa aroma khas dari Biji olahannya.
sumber kopi bubuk dari bukittinggi, Kab Agam Provnsi Sumatera Barat.
SEJARAH KOPI BUKIK APIK
Kopi di Sumatra Barat banyak kita temui sebagai tanaman pekarangan, atau juga sebagai tanaman pagar.
Wisatawan justru lebih mengenal kopi daun kawa saat berkunjung ke Sumatra Barat, ketimbang kopi itu sendiri. Beberapa tempat kopi daun kawa menjadi tujuan menghabiskan sore hari, karena ditemani pisang goreng saat minum daun kawa seperti sejoli yang harmonis. Kopi sendiri mempunyai nama panggilan yang bermacam, seperti coffee, qawah, buni, mbuni, koffie, akeita, kafe, kava dan kafo.
Masih banyak perdebatan bagaimana masyarakat lebih dikenal meminum seduhan daun kopi kering ketimbang biji kopinya sendiri. Ada yang mengatakan bahwa tradisi minum air rebusan ini juga ditemui di Ethiopia, Afrika.
Sebenarnya ada masa keemasan bagi kopi Sumatra Barat. Berhektar-hektar kebun kopi di zaman Belanda begitu menjanjikan sebagai barang dagangan. Kebun kopi yang tadinya adalah tanaman pekarangan di beberapa wilayah Sumatra Barat seperti Kab. Lima puluh kota, Tanah datar, dipinggiran Danau diatas dan di bawah. Daerah yang berhawa sejuk dengan ketinggian tertentu.
Bagaimana sejarah panjang kopi Sumatra Barat, sedikit banyak membuat saya bertemu dengan beberapa narasumber, membaca berbagai tulisan, dan menapaktilasi bagaimana seorang saudagar kopi bisa begitu tajirnya masa dulu.
Tersebut satu nama yang membuat terperangah, seorang bernama Abdul Gani Rajo Mangkuto. Dia seperti mempunyai gelar Saudagar Kopi. Lahir di Koto Gadang 1817 dan meninggal tahun 1907.
Ia mempunyai keuletan orang Minang yang tidak cepat berpuas, pandai berbisnis, dan pandai memanfaatkan moment.
Mendapat pendidikan karena menjadi asisten seorang Asisten Residen Belanda bernama Steinmeitz. Abdul Gani Rajo Mangkuto kemudian bersekolah, bahkan sempat menjadi guru di sekolah guru yang baru didirikan di Fort De Kock.
Dengan dukungan Steinmeitz juga akhirnya ia memulai karir sebagai pakus (pakhuis) kopi.
Kopi yang ditanam di Sumatra Barat memang membuat cerita panjang sejarahnya. Bagaimana kopi adalah sejarah tanam paksa di Sumatra Barat. Belanda memberikan janji tidak akan ada pajak yang dipungut, dan orang Minang berjanji akan menanam kopi untuk dijadikan andalan barang dagangan Belanda.
Perkembangan yang cepat inilah yang kemudian dimanfaatkan Abdul Gani untuk menjadi mitra Belanda sebagai pedagang kopi. Pada tahun 1857, Beliau kemudian memenangkan beberapa tender pengangkutan kopi ke beberapa daerah. Banyak pedagang bangsa lain seperti China dan Belanda yang gentar dengan Abdul Gani. Mungkin menggunakan pedati, kopi-kopi ini kemudian dibawa ke daerah Muaro (Padang), karena di tahun 1860 diperkirakan ada sekitar 110 maskapai dagang asing yang membuka agennya di sana.
Kekayaan beliau begitulah besar hingga bisa mengembangkan usaha jasa pengangkutan haji ke Mekkah, sehingga ia sendiri bersama keluarganya naik kapal sendiri, pergi naik haji, dan kemudian menyempatkan diri berkunjung ke Belanda menemui pemerintah, untuk menyerahkan ukiran rumah Gadang perak khas Koto Gadang.
Hingga akhirnya Belanda mengingkari janjinya dengan menagih pajak, membuat marah masyarakat Minangkabau, maka pecahlah pemberontakan, dan pada tanggal 25 Oktober 1833 berakhir dengan perjanjian Plakat Panjang, dimana isinya adalah:
1.Belanda ingin menghentikan perang
2. Tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Minangkabau
3. Tidak akan menarik cukai dan iuran-iuran.
4. Masalah kopi, lada dan garam akan ditertibkan.
Walaupun perjanjian ini ditandangani namun iklim kepercayaan masyarakat sudah terlanjur luntur, hingga kemudian mutu kopi yang ditanam tidaklah sebagus diawal. Belanda mencoba menanam kopi di daerah pesisir, namun hasilnya tidak sebaik ditanam di iklim yang sejuk, yaitu daerah pedalaman.
Perlahan kopi seperti menjadi kembali ke statusnya diasal, yaitu tanaman pagar dan hanya tumbuh dihalamn-halaman penduduk. Tidak ada yang terlalu memperhatikan bagaimana seharusnya mengangkat kopi ini menjadi sebuah produk yang bernilai. Masyarakat kembali menikmati kopi daun kawa.
Bagaimana kopi Sumatra Barat kemudian naik kembali ke panggung perbincangan pecinta kopi?
CARA/ PROSES PEMBUATAN KOPI
PROSES KOPI NATURAL PROCESS Juga dikenal dengan dry process, metode ini adalah tekhnik paling tua dalam proses kopi. Setelah panen, buah kopi kemudian disebarkan di atas alas-alas plastik untuk dijemur di bawah matahari. Beberapa produsen kopi kadang menjemurnya di teras bata atau di meja-meja pengering khusus yang memiliki airflow (pengalir udara) di sekitar buah kopi. Ketika dijemur di bawah matahari, biji-biji kopi ini harus dibolak-balik secara berkala agar biji kopi mengering secara merata, juga untuk menghindari jamur/pembusukan.Pada natural process, kopi dikeringkan masih dalam berbentuk ‘buah’, lengkap dengan semua lapisan-lapisannya. Proses yang natural membuat buah kopi terfermentasi secara natural pula dan membuat kulit luar terkelupas dengan sendirinya. Proses natural ini seringkali menambah notes buah-buahan pada kopi—dengan hints seperti blueberry, strawberry atau buah-buahan tropis. Kopi pun cenderung memiliki keasaman (acidity) rendah, rasa-rasa yang eksotis dan body yang lebih banyak.
Proses Pengolahan Biji Kopi Menjadi Serbuk Kopi Terdapat serangkaian proses pengolahan yang cukup panjang untuk mengubah buah kopi menjadi serbuk kopi yang siap diseduh. Proses tersebut meliputi pemetikan buah, penyortiran buah, pengupasan kulit, penjemuran biji, dan penggilingan biji kopi. Setiap proses harus dikerjakan dengan benar agar kualitas kopi tetap dapat dipertahankan.
Tahap 1 : Pemanenan Buah KopiTanaman kopi umumnya menghasilkan buah yang siap dipanen pada akhir musim kemarau. Ciri-ciri buah yang telah matang yaitu kulitnya berwarna merah, bertekstur agak empuk, dan mengeluarkan aroma khas yang semerbak. Pemanenan dilakukan secara manual dengan memetik buah-buah kopi yang telah matang. Setiap hari selalu ada buah kopi yang matang sehingga pemanenan ini dikerjakan secara berulang-ulang dan rutin. Baca juga panduan pemanenan buah kopi.
Tahap 2 : Penyortiran Buah KopiNamanya juga manusia, meskipun sudah berhati-hati dalam memetik buah kopi pasti ada saja buah kopi mentah atau setengah matang yang ikut terbawa. Buah-buah kopi yang belum matang sempurna ini memiliki kualitas yang rendah. Sehingga Anda perlu memisahkannya dari buah kopi matang yang bernilai lebih tinggi.
Tahap 3 : Penjemuran Buah KopiBuah kopi yang sudah disortir selanjutnya dijemur selama 2-3 hari. Tujuannya untuk mengeringkan buah tersebut sehingga kulitnya mudah dikupas. Pengeringan ini juga dimaksudkan untuk mengumpulkan buah-buah kopi sampai jumlahnya cukup banyak sehingga proses berikutnya bisa berjalan lebih efisien.
Tahap 4 : Pengupasan Kulit KopiPengupasan kulit kopi bisa dilakukan dengan metode tradisional dan modern. Pengupasan secara tradisional menggunakan alu dan lumpang. Buah kopi ditumbuk sedemikian rupa sampai kulit ari dan cangkangnya terkelupas sendiri. Sedangkan untuk pengupasan secara modern, Anda dapat memanfaatkan mesin pengupas kopi yang dijual di Toko Alat Perabotan. Cara pemakaiannya sangat mudah, ada yang bisa berjalan otomatis memakai listrik dan diputar menggunakan tangan.
Tahap 5 : Penjemuran Biji KopiSelesai dipisahkan dari kulit dan cangkangnya, biji kopi lantas dijemur di bawah sinar matahari langsung. Penjemuran biasanya berlangsung selama 5-7 hari. Proses ini dilakukan sampai kandungan air di dalam biji kopi tersisa tinggal 30-35 persen.
Tahap 6 : Pemanggangan Biji KopiPemanggangan biji kopi dapat meningkatkan citarasa dari kopi itu sendiri. Biji kopi yang telah dipanggang mengalami perubahan pada warnanya yang lebih gelap dan aromanya lebih kuat. Pemanggangan secara modern menggunakan oven, sementara untuk versi tradisionalnya dengan menyangan (menggoreng tanpa minyak) biji-biji kopi tersebut.
Tahap 7 : Penggilingan Biji KopiBiji kopi yang telah matang selanjutnya digiling menjadi serbuk kopi. Proses penggilingan ini juga bisa dilakukan baik secara tradisional maupun modern. Orang-orang pada zaman dulu biasanya menumbuk biji kopi untuk menghaluskannya. Namun berkat kemajuan teknologi, sekarang sudah tersedia mesin penggiling biji kopi. Setelah serbuk kopi terkumpul, bubuk tersebut siap untuk diseduh menjadi secangkir minuman kopi yang mantap.
CARA PENYAJAN DAN MENYEDUH KOPI YANG BAIK & BENAR
Nikmatnya rasa kopi akan membangkitkan suasana hari dan hati kita. Rasa kopi yang nikmat selain dipengaruhi jenis kopi tentu saja harus diseduh dengan cara yang baik dan benar. Berikut caranya :
1. Panaskan dua cangkir air (200ml) dengan api sedang jangan terlalu kecil dan jangan terlalu besar.
2. Jika air sudah mendidih 100° celcius. Dinginkan air mendidih selama 2-3 menit (90° celcius)
3. Menggunakan 8 - 10 gram bubuk kopi ke dalam kertas filter.
4. Masukkan bubuk kopi hitam ke dalam kertas filter kemudian tuangkan 20ml air mendidih 90° celcius secara perlahan sampai semua kopi basah (jangan sampai kuyup) dan tunggu sampai kopi blooming (mekar).
5. Isi air mendidih ke dalam ketel kopi. Seduh kopi dengan gerakan air secara melingkar mulai dari dinding luar sampai ke dalam.
6. Sajikan dan nikmati kopi selagi hangat agar tak kehilangan rasa dan aromanya.
KAPASITAS PRODUKSI
kemampuan produksi 200 kg per hari.
Siap dkirm ke alamat via jne-tiki-dan pos di kota atau daerah domiisi Anda.
Model Kemasasan
Kemasan yang tersedia
250 gr Harga Rp 35.000,-
500 gr Harga Rp 65.000,-
1000 gr Harga Rp 130.000,-